Relationship
Tips Menjadi “Orang Ketiga” Dengan Cara yang Terhormat
Menjadi orang ketiga dalam suatu hubungan bisa jadi merupakan suatu aib. Biasanya sih orang ketiga ini lebih dikenal sebagai selingkuhan. Orang yang menjadi “pihak ketiga” inilah yang akan menjadi sasaran dan kambing hitam atas kandasnya suatu hubungan, entah itu pacaran ataupun pernikahan. Sumpah serapah serta caci maki adalah hal yang lumrah diterima “pihak ketiga” ini.
Masalahnya, tidak semua “orang ketiga” ini menginginkan posisi itu di suatu hubungan. Sebab hanya mereka yang benar-benar lapang serta kuat hatinya saja yang mau berada di posisi itu. Tidak kuat bagaimana coba, sudah dianggap selingkuhan, perebut laki orang, simpanan bahkan sampai disumpahin hidupnya tidak bahagia. Meskipun demikian banyak juga yang menjalaninya karena terpaksa.
Alasannya beragam, mulai dari kelamaan jomblo, terlalu cinta, sampai dengan si dia yang terlalu istimewa untuk dilepaskan. Nah untuk kamu yang saat ini sedang di posisi “orang ketiga” itu, jangan merasa rendah diri, ikuti saja tips-tips berikut ini agar setidaknya kamu bisa menjadi “orang ketiga” yang terhormat.
- Sadar diri
Hal pertama yang harus kamu pahami adalah kedudukanmu saat ini. Kamu adalah pilihan kedua dari pasanganmu. Ibarat kerajaan, kamu hanyalah seorang selir, sedangkan pacarnya adalah permaisuri. Dari sini kamu sudah harus sadar diri. Karena itu jangan terlalu banyak menuntut. Ikuti saja permainannya asalkan kamu bahagia. Kalau kamu merasa tidak nyaman, itu tandanya kamu harus segera mengakhiri hubungan itu. Untuk apa mempertahankan hubungan kalau sudah tidak ada lagi kebahagiaan dan kenyamanan.
- Bersikaplah sewajarnya
Meskipun kamu ini menjadi selingkuhan, tapi jangan sampai kikuk dihadapan orang lain. Tunjukkan seolah-olah kamu ini pacarnya yang sah. Sebab kalau gerak-gerikmu mencurigakan, sudah pasti akan memancing keingin tahuan orang mengenai status hubungan kamu. Kalau ada yang tanya, bilang aja kalian itu “sahabat karib”. Udah gitu aja.
- Jangan menaruh harapan lebih
Ketika kamu tahu bahwa statusmu hanyalah selingkuhan dan memutuskan untuk tetap melanjutkan hubungan, maka itu berarti kamu sudah siap dengan segala resikonya. Termasuk resiko untuk segera ditinggal pergi setelah si dia memutuskan untuk kembali ke pacar resminya. Karena itulah jangan menaruh harapan terlalu tinggi. Bayangkan diputusin pacar saja sakit hatinya minta ampun, apalagi yang mutusin ini statusnya pacar orang yang lagi selingkuh sama kamu!!!
- Perbanyak logika, kurangi perasaan
Ini mungkin agak sulit tetapi mau tidak mau harus dilakukan. Kalau menimpa cowok sih mungkin lebih mudah, sebab mereka memang ditakdirkan untuk lebih mengedepankan logika daripada perasaan. Tapi untuk cewek, bagaimanapun susahnya mereka harus melakukan cara ini. Sebab kamu akan benar-benar patah hati kalau banyak memakai perasaan ketika menjalani hubungan ini.
- Bersabar, bisa jadi ini ujian
Bersabarlah! Ingat semua akan indah pada waktunya. Jangan terlalu buru-buru minta kejelasan. Status kamu mungkin saat ini hanyalah selingkuhan. Namun tidak ada yang tahu bagaimana kelanjutan hubungan dia dengan pacarnya nanti. Bisa jadi mereka nanti putus, dan status kamu akan berubah menjadi pacar resminya. Karena itu banyak-banyaklah berdoa semoga selalu diberikan yang terbaik. Kalaupun pada akhirnya hubungan kalian berakhir, itu tandanya Tuhan sedang menunjukkan kepada kamu contoh hubungan yang salah.
Pada intinya adalah tidak salah menjadi “orang ketiga”. Rasa cinta yang saat ini kamu alami datangnya juga tiba-tiba dan tentunya kamu tidak mengundangnya. Yang menjadi salah ialah ketika kamu kemudian menuntut untuk dijadikan sebagai pihak yang resmi dengan jalan si dia memutuskan pacarnya. Keputusan tetaplah ada di tangan dia.
Terus kalau ada yang menghujatmu karena jadi selingkuhan, bilang aja ke orang itu “Ndasmu, asline aku yo wegah cuk !!!” Puas-puasin misuh, baru setelah itu kamu paparkan alasanmu sejelas-jelasnya agar orang lain tahu betapa ribetnya berada diposisimu saat ini.
Relationship
TIPS DATANG KE PERNIKAHAN MANTAN!
Bukan hal yang aneh untuk tetap berteman dengan seorang mantan, terutama jika kamu telah berhubungan lama dan memiliki banyak teman bersama. Namun bagaimana jika kamu berada dalam situasi diundang ke pesta pernikahan mantan? Mungkin sulit untuk menghadiri pernikahan mantan, terutama jika kamu masih jomblo, tetapi jika kamu ingin tetap berteman dengan mantan setelah hari pernikahan mereka, berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu lakukan!
- Bawa teman, kalau perlu pasangan
Jangan sampai sendiri jika datang ke nikahan mantan, ya! Bisa fatal akibatnya, karena selain pasti kamu akan dibully teman-temanmu, tentunya kamu juga akan mengalami perasaan ‘kesepian ditengah keramaian’.
- Tetap tenang dan perlihatkan raut wajah bahagia
Putus hubungan dengannya tak berarti hidupmu akan suram bukan? Perlihatkan perasaan itu ketika hadir di nikahan mantan, perlihatkan jika kamu masih baik-baik saja tanpa dia.
- Hindari membicarakan masa lalu ketika di lokasi acara
Jangan sampai usaha-usaha kamu untuk melupakannya runtuh begitu saja akibat kamu bersama teman-temanmu sibuk membicarakan seputar masa lalumu. Hindari itu ya!
- Secukupnya saja, nggak perlu nyumbang lagu
Cukup datang, makan, mengucapkan selamat, lalu pulang. Tak perlu ada acara tambahan lain apalagi sampai menyumbangkan lagu, terlebih lagunya tentang kenangan kalian berdua. Duh, jangan!
- Usahakan menghindari foto bersama, karena bisanya hanya akan menjadi bahan bercandaan
Dalam hal ini beberapa orang masih tetap ‘legowo’ untuk berfoto bersama mantan beserta mantan dan pasangannya. Namun sebagian juga memilih untuk tak berfoto bersama karena selain akan menjadi bahan bercandaan, tentunya akan ada perasaan yang muncul ‘harusnya aku yang menjadi pasangannya’.
- Tetap jaga silaturahmi dengan keluarganya
Putus hubungan dengannya tak berarti juga memutus tali silaturahmi dengan keluarganya bukan? Tetaplah untuk saling bertegur sapa dengan keluarganya dan menjaga tali silaturahmi.
Relationship
4 Hal yang Harus Kamu Perhatikan Sebelum Melangkah ke Jenjang Pernikahan
Bagi sebagian besar orang, menikah menjadi salah satu tujuan hidup yang harus dicapai. Bahkan tak sedikit yang sampai mematok target harus menikah di usia tertentu. Padahal ada banyak hal yang harus diperhatikan ketika seseorang hendak memutuskan untuk menikah.
Meskipun kami bukan merupakan bagian dari tim pemerintah yang menyusun pedoman untuk pernikahan, tapi setidaknya kami sudah merangkum 4 hal yang harus diperhatikan sebelum kamu memutuskan untuk merubah status dari “lajang” menjadi “menikah”. Yah, semoga saja bermanfaat yaa, lumayan, bisa menjadi tambahan tabungan untuk amal kebaikan tim penulis di akherat nanti.
Cekidot….
1. Pastikan keluarga kalian nanti punya penghasilan
Rumah tangga itu dibangun dengan perasaan. Tapi untuk merawatnya dibutuhkan penghasilan. Kenapa demikian? Karena beli beras dan bayar tagihan listrik nanti tak bisa dilakukan dengan rasa cinta.
Jadi demi kestabilan rumah tangga, sangat diperlukan adanya penghasilan. Permasalahan besar atau kecilnya penghasilan yang didapatkan itu bisa dinomor duakan. Yang penting ada dulu penghasilannya, baru disesuaikan dengan gaya dan kebutuhan hidup.
2. Yakinkan hati kalau dia benar-benar orang yang tepat
Kalau belum yakin, mending tunda dulu rencana untuk menikah. Orang bisa dengan mudah berkata cinta bisa tumbuh karena terbiasa. Tapi pelaksanaannya tak semudah itu…Markonah!
Mumpung belum menikah, kamu masih bisa mempertimbangkan dulu keputusan yang akan diambil dengan akal serta logika. Jangan terfokus dengan perasaan, sebab terkadang itu bisa menipu. Pernah dengar kan alasab ketika orang bercerai karena tidak cocok lagi??? Percayalah, mengatakan putus itu lebih mudah dibanding mengurus berkas perceraian.
3. Sebisa mungkin keluarga kalian merestuinya
Menikah itu tak hanya menyatukan kamu dan dia saja. Tapi juga kedua keluarga kalian. Ketika dari awal sudah tidak saling mendukung, maka kemungkinan besar perjalanan hidup kalian nanti akan banyak rintangannya.
Kecuali kalian termasuk orang yang punya semangat juang yang tinggi dalam menentang arus. Maka keputusan beresiko untuk selalu debat dengan keluarga bisa kamu ambil. Silahkan saja, toh setiap pilihan yang diambil tetap memiliki resiko.
4. Sudah punya calon
Keluarga mendukung, umur sudah tepat, dan penghasilan sudah ada, tapi tak punya calon untuk dinikahi. Terus yang mau kamu ajak duduk di kursi pelaminan itu siapaaaaaa???? Kotak sumbangan???
Relationship
Tips Agar Tetap Tampil Elegan Saat Datang ke Pernikahan Mantan
Mantanmu sudah mau menikah, kamu diundang, tapi kamunya masih jomblo? Sabar…dunia masih terus berputar pada porosnya kok. Jadi hal itu bukanlah akhir dari perjalanan semesta ini.
Kamu harus sanggup menghadapi kenyataan bahwa orang yang pernah menghiasi hari-hari indahmu akan lebih dulu mengikat janji suci dengan orang lain yang ternyata menjadi jodohnya. Kamu harus kuat, jangan terpikirkan untuk bunuh diri! Itu dosa dan kamu nanti bisa ditempatkan di keraknya api neraka.
Jangan pula punya pemikiran untuk datang ke pernikahannya, lalu berniat sedikit mengacaukan acara resepsi dengan menyanyikan lagu Ditinggal Rabi-nya NDX AKA atau Pamer Bojo-nya Didi Kempot. Meski bakal viral, ada cara lain yang lebih elegan untuk membuat mantan terkesima dengan kedatanganmu di hari pernikahannya.
- Walaupun posisi saat ini kamu sedang sendiri, wajib hukumnya untuk membawa pasangan ke nikahan mantan. Usahakan dia yang kamu ajak itu orangnya lebih cantik/ganteng dari mantanmu. Buktikan kalau kamu bisa dapat yang lebih baik.
2. Berpenampilanlah yang menarik. Jangan tampil acak-acakan meskipun dalam keseharian kamu tampil seenaknya. Di acara penting semacam itu kamu harus bisa melakukan pencitraan.
3. Acara nikahan juga identik dengan reuni. Jangan terlihat sedih seandainya ada teman yang mengungkit masa lalumu dengan dia. Seremuk apapun hatimu, kamu harus terlihat kuat!
4. Siapkan jawaban atas pertanyaan “kapan nyusul” yang biasanya datang dari rekan-rekanmu atau bahkan mantanmu. Jawab singkat saja: “Nanti sore habis mandi.”
5. Kado terindah untuk dia adalah suami/istrinya yang duduk di pelaminan. Tapi kamu juga mesti memberikan kado spesial untuk dia. Jangan sebatas amplop dengan isi uang yang tak seberapa. Apalagi amplop kosong!