Relationship
LDR Cuma Modal Kepercayaan? Jangan Percaya, itu Hoax!!!
Setiap orang tentu berharap untuk selalu bisa dekat dengan pasangannya. Dekat disini dalam artian dekat secara jarak. Soalnya kalau kedekatan secara hubungan personal, itu tidak perlu dibahas lagi. Namanya juga pacaran, masa iya saling cuek-cuekan? Sayangnya tidak semua pasangan bisa menikmati kedekatan seperti yang diharapkan itu.
Beberapa dari mereka justru harus terpisah jauh dari pasangannya. Bukan karena putus, melainkan harus menjalani long distance relationship. Hubungan (pacaran) jarak jauh atau bahasa kerennya jomblo terselubung. Disebut jomblo terselubung karena statusnya punya pacar, tetapi kemana-mana cuma ditemani kesendirian. Praktis setelah kaum jomblo, para pejuang LDR inilah yang sering dibully di dunia per-meme-an.
Banyak hal yang membuat pasangan mau tidak mau harus menjalani LDR dan yang biasa menjadi penyebabnya adalah faktor pendidikan dan pekerjaan. Kamu yang pernah menjalani LDR pasti pernah berucap kepada pacar kamu bahwa LDR itu modalnya cuma kepercayaan.
“Sabar ya dek, kita pasti bisa kok melewati ini. Modalnya cuma satu, saling percaya saja satu sama lain.” Dan kemudian mereka pun berpelukan mesra.
Adegan diatas hanyalah ilustrasi yang diperankan model. Seolah pihak yang akan meninggalkan itu yakin sekali bahwa semua akan baik-baik saja asalkan mereka saling percaya. Padahal pada kenyataannya menjalani hubungan jarak jauh tidaklah sesederhana itu. Kesiapan fisik, mental dan finansial sangat diperlukan agar hubungan tidak kandas di tanah perantauan.
LDR itu Butuh Kesiapan Finansial
Berbeda dengan LDR dijaman orang tua kita dulu, mungkin para pejuang LDR saat ini jelas lebih mudah dalam hal berkomunikasi. Dijaman dahulu mungkin orang hanya berkirim kabar lewat surat yang itu bisa memakan waktu hingga berminggu-minggu lamanya untuk mendapatkan balasan. Namun justru disitulah sisi romantisnya. Setiap balasan surat yang datang dari kekasih tertjinta akan dibaca sambil senyum-senyum sendiri. Apalagi kalau ditambahi foto, setelah surat selesai dibaca hampir dipastikan foto itu akan dicium sambil berfantasi.
Sedangkan dijaman sekarang jangankan untuk mengetahui kabar, untuk mengetahui posisi dimana pasangan kita saat ini sedang berada saja bisa dilakukan. Dengan apa? Yah, sosial media. Kamu tahu sosial media itu mengguakan apa? Internet. Dan untuk bisa menggunakan internet kamu harus punya paket data. Untuk bisa punya paket data artinya kamu harus beli dulu dan itu membutuhkan uang.
Semakin sering kamu berhubungan itu berarti kamu akan lebih sering mengeluarkan uang untuk membeli paket data. Itu baru dari satu sumber. Misalnya saja LDR yang kamu jalani itu masih bisa ditempuh dengan perjalanan darat, kamu juga harus banyak mengeluarkan uang ketika ada waktu libur untuk berkunjung. Apalagi kalau ingin menghemat waktu dengan menempuh perjalanan lewat udara, jelas cost yang harus kamu keluarkan menjadi lebih mahal lagi.
Kamu mungkin menganggap itu semua bagian dari perjuangan dan pengorbanan untuk tjinta. Namun sesekali cobalah hitung berapa pengeluaranmu untuk semua akomodasi itu, niscaya kamu akan terkaget-kaget ketika tahu kalau dengan nominal sebanyak itu sudah cukup untuk DP perumahan KPR. Jadi jangan lupa, LDR itu butuh kantong tebal agar hubunganmu baik-baik saja.
LDR itu Butuh Kesiapan Fisik
Selain finansial, fisik juga menentukan. Mengarungi perjalanan menempuh jarak yang cukup jauh jelas membutuhkan fisik yang prima. Kalau kamu orangnya gampang sakit dan capek, ada baiknya untuk memperbanyak olah raga untuk melatih daya tahan tubuh. Kan tidak lucu kalau pacarmu minta kamu berkunjung saat liburan, tapi kamu menolak dengan alasan “Aku gak bisa pergi jauh-jauh gitu, aku takut sakit.”
Kalau kamu bicara seperti itu, dalam tempo sesingkat-singkatnya pacarmu pasti akan memilih putus dan mencari orang lain yang lebih tangguh. Selain untuk menempuh perjalanan, kesiapan fisik juga diperlukan saat melakukan chatting/video call sampai tengah malam bahkan dini hari. Banyaknya kesibukan saat siang hari terkadang tidak memungkinkan untuk berkomunikasi secara intens. Saat malam itulah waktu yang pas untuk saling bercerita mengenai apa saja yang dilakukan selama satu hari itu.
Ketika hal tersebut dilakukan saat malam libur atau weekend saja mungkin tidak masalah sebab besoknya libur. Tapi kalau tiap malam dan besoknya hari kerja? Wah, fisik bisa drop dan kolaps. Apalagi kalau sampai mengantuk di kelas ataupun tempat kerja jelas akan menjadi masalah baru yang harus kamu hadapi. Karena itulah kopi akan menjadi kawan seperjuangan yang menemani saat-saat ngantuk mendengar curhatan dari yang tertjinta itu.
LDR itu Butuh Kesiapan Mental
Ini yang tidak boleh terupakan, kesiapan mental. Sebanyak apapun uang yang kamu punya dan sesehat apapun fisik yang kamu miliki, itu tidak akan sempurna tanpa kondisi mental yang bagus. Beban mental para pejuang LDR ini cukup berat. Sudah jauh dari pacar, merasa was-was kalau diselingkuhi dan ditambah lagi dengan bullying sebagai jomblo terselubung.
Kalau kamu tidak siap dengan semua itu pasti nantinya memilih berhenti di tengah jalan. Kamu harus paham bahwa LDR itu sulit namun juga harus tetap yakin bahwa semua ada masanya. Jika pemikiranmu bisa berimbang seperti itu, maka kamu akan melewati masa-masa perkelahianmu dengan jarak dan waktu itu dengan sukses.
Dan terakhir sebagai penutup, jangan lupa berdoa kepada Yang Maha Kuasa. Sebab bagaimanapun perjuangan dan usahamu, tetap Tuhanlah yang akan menentukan apakah hubunganmu akan bertahan atau kandas di tengah jalan.
Relationship
TIPS DATANG KE PERNIKAHAN MANTAN!
Bukan hal yang aneh untuk tetap berteman dengan seorang mantan, terutama jika kamu telah berhubungan lama dan memiliki banyak teman bersama. Namun bagaimana jika kamu berada dalam situasi diundang ke pesta pernikahan mantan? Mungkin sulit untuk menghadiri pernikahan mantan, terutama jika kamu masih jomblo, tetapi jika kamu ingin tetap berteman dengan mantan setelah hari pernikahan mereka, berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu lakukan!
- Bawa teman, kalau perlu pasangan
Jangan sampai sendiri jika datang ke nikahan mantan, ya! Bisa fatal akibatnya, karena selain pasti kamu akan dibully teman-temanmu, tentunya kamu juga akan mengalami perasaan ‘kesepian ditengah keramaian’.
- Tetap tenang dan perlihatkan raut wajah bahagia
Putus hubungan dengannya tak berarti hidupmu akan suram bukan? Perlihatkan perasaan itu ketika hadir di nikahan mantan, perlihatkan jika kamu masih baik-baik saja tanpa dia.
- Hindari membicarakan masa lalu ketika di lokasi acara
Jangan sampai usaha-usaha kamu untuk melupakannya runtuh begitu saja akibat kamu bersama teman-temanmu sibuk membicarakan seputar masa lalumu. Hindari itu ya!
- Secukupnya saja, nggak perlu nyumbang lagu
Cukup datang, makan, mengucapkan selamat, lalu pulang. Tak perlu ada acara tambahan lain apalagi sampai menyumbangkan lagu, terlebih lagunya tentang kenangan kalian berdua. Duh, jangan!
- Usahakan menghindari foto bersama, karena bisanya hanya akan menjadi bahan bercandaan
Dalam hal ini beberapa orang masih tetap ‘legowo’ untuk berfoto bersama mantan beserta mantan dan pasangannya. Namun sebagian juga memilih untuk tak berfoto bersama karena selain akan menjadi bahan bercandaan, tentunya akan ada perasaan yang muncul ‘harusnya aku yang menjadi pasangannya’.
- Tetap jaga silaturahmi dengan keluarganya
Putus hubungan dengannya tak berarti juga memutus tali silaturahmi dengan keluarganya bukan? Tetaplah untuk saling bertegur sapa dengan keluarganya dan menjaga tali silaturahmi.
Relationship
4 Hal yang Harus Kamu Perhatikan Sebelum Melangkah ke Jenjang Pernikahan
Bagi sebagian besar orang, menikah menjadi salah satu tujuan hidup yang harus dicapai. Bahkan tak sedikit yang sampai mematok target harus menikah di usia tertentu. Padahal ada banyak hal yang harus diperhatikan ketika seseorang hendak memutuskan untuk menikah.
Meskipun kami bukan merupakan bagian dari tim pemerintah yang menyusun pedoman untuk pernikahan, tapi setidaknya kami sudah merangkum 4 hal yang harus diperhatikan sebelum kamu memutuskan untuk merubah status dari “lajang” menjadi “menikah”. Yah, semoga saja bermanfaat yaa, lumayan, bisa menjadi tambahan tabungan untuk amal kebaikan tim penulis di akherat nanti.
Cekidot….
1. Pastikan keluarga kalian nanti punya penghasilan
Rumah tangga itu dibangun dengan perasaan. Tapi untuk merawatnya dibutuhkan penghasilan. Kenapa demikian? Karena beli beras dan bayar tagihan listrik nanti tak bisa dilakukan dengan rasa cinta.
Jadi demi kestabilan rumah tangga, sangat diperlukan adanya penghasilan. Permasalahan besar atau kecilnya penghasilan yang didapatkan itu bisa dinomor duakan. Yang penting ada dulu penghasilannya, baru disesuaikan dengan gaya dan kebutuhan hidup.
2. Yakinkan hati kalau dia benar-benar orang yang tepat
Kalau belum yakin, mending tunda dulu rencana untuk menikah. Orang bisa dengan mudah berkata cinta bisa tumbuh karena terbiasa. Tapi pelaksanaannya tak semudah itu…Markonah!
Mumpung belum menikah, kamu masih bisa mempertimbangkan dulu keputusan yang akan diambil dengan akal serta logika. Jangan terfokus dengan perasaan, sebab terkadang itu bisa menipu. Pernah dengar kan alasab ketika orang bercerai karena tidak cocok lagi??? Percayalah, mengatakan putus itu lebih mudah dibanding mengurus berkas perceraian.
3. Sebisa mungkin keluarga kalian merestuinya
Menikah itu tak hanya menyatukan kamu dan dia saja. Tapi juga kedua keluarga kalian. Ketika dari awal sudah tidak saling mendukung, maka kemungkinan besar perjalanan hidup kalian nanti akan banyak rintangannya.
Kecuali kalian termasuk orang yang punya semangat juang yang tinggi dalam menentang arus. Maka keputusan beresiko untuk selalu debat dengan keluarga bisa kamu ambil. Silahkan saja, toh setiap pilihan yang diambil tetap memiliki resiko.
4. Sudah punya calon
Keluarga mendukung, umur sudah tepat, dan penghasilan sudah ada, tapi tak punya calon untuk dinikahi. Terus yang mau kamu ajak duduk di kursi pelaminan itu siapaaaaaa???? Kotak sumbangan???
Relationship
Tips Agar Tetap Tampil Elegan Saat Datang ke Pernikahan Mantan
Mantanmu sudah mau menikah, kamu diundang, tapi kamunya masih jomblo? Sabar…dunia masih terus berputar pada porosnya kok. Jadi hal itu bukanlah akhir dari perjalanan semesta ini.
Kamu harus sanggup menghadapi kenyataan bahwa orang yang pernah menghiasi hari-hari indahmu akan lebih dulu mengikat janji suci dengan orang lain yang ternyata menjadi jodohnya. Kamu harus kuat, jangan terpikirkan untuk bunuh diri! Itu dosa dan kamu nanti bisa ditempatkan di keraknya api neraka.
Jangan pula punya pemikiran untuk datang ke pernikahannya, lalu berniat sedikit mengacaukan acara resepsi dengan menyanyikan lagu Ditinggal Rabi-nya NDX AKA atau Pamer Bojo-nya Didi Kempot. Meski bakal viral, ada cara lain yang lebih elegan untuk membuat mantan terkesima dengan kedatanganmu di hari pernikahannya.
- Walaupun posisi saat ini kamu sedang sendiri, wajib hukumnya untuk membawa pasangan ke nikahan mantan. Usahakan dia yang kamu ajak itu orangnya lebih cantik/ganteng dari mantanmu. Buktikan kalau kamu bisa dapat yang lebih baik.
2. Berpenampilanlah yang menarik. Jangan tampil acak-acakan meskipun dalam keseharian kamu tampil seenaknya. Di acara penting semacam itu kamu harus bisa melakukan pencitraan.
3. Acara nikahan juga identik dengan reuni. Jangan terlihat sedih seandainya ada teman yang mengungkit masa lalumu dengan dia. Seremuk apapun hatimu, kamu harus terlihat kuat!
4. Siapkan jawaban atas pertanyaan “kapan nyusul” yang biasanya datang dari rekan-rekanmu atau bahkan mantanmu. Jawab singkat saja: “Nanti sore habis mandi.”
5. Kado terindah untuk dia adalah suami/istrinya yang duduk di pelaminan. Tapi kamu juga mesti memberikan kado spesial untuk dia. Jangan sebatas amplop dengan isi uang yang tak seberapa. Apalagi amplop kosong!