Connect with us
https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js

Bola

Road to Rusia 2018 : Mengenang Andres Escobar dan Kartel Narkoba Kolombia di Piala Dunia 1994

Published

on

timnas Kolombia di PD 1994 via http://werokthespot.com

Dalam rangka menyambut ajang Piala Dunia 2018 nanti, kami dari tim Sport Hitsbanget.com akan menyajikan segmen “Road to Rusia 2018” yang akan membahas segala hal yang berhubungan dengan piala dunia. Baik itu kejadian-kejadian seputar penyelenggaraan, pertandingan bersejarah, profil pemain sampai berbagai cerita dibalik layar seputar piala dunia. Dan untuk artikel pertama yang kami ulas adalah tentang Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat.

Sebagian besar orang mengingat ajang piala dunia 1994 ini adalah panggungnya Romario dan Bebeto yang berhasil membawa Brasil juara dunia untuk ke empat kalinya. Sebagian lagi mengingat kalau Roberto Baggio yang kala itu menjadi pemain pujaan Italia gagal membawa Gli Azzuri menjadi juara dunia karena tendangan penaltinya yang gagal. Namun hanya sebagian kecil yang mengingat bahwa ada satu orang pemain yang meregang nyawa karena gagal membawa negaranya lolos penyisihan grup. Nama pemain itu adalah Andres Escobar.

Escobar adalah salah satu pemain belakang timnas Kolombia, negara yang kala itu dijagokan akan memberikan kejutan di piala dunia 1994 lantaran sukses menggulung Argentina 5 gol tanpa balas di fase kualifikasi. Namun pada kenyataannya anak asuh Fransisco Maturana itu gagal total karena tidak lolos dari penyisihan grup. Di laga perdana mereka harus menyerah dari Rumania dengan skor 1-3. Di pertandingan kedua giliran skuad tuan rumah yang mengalahkan mereka 2-1. Pertandingan kedua ini juga yang pada akhirnya akan membuat Escobar meregang nyawa. Sedangkan di pertandingan terakhir, meski menang 2-0 dari Swiss, Kolombia tetap harus angkat koper sebagai juru kunci grup A.

Kolombia di periode 1990-an merupakan sarang kartel narkoba. Salah satu gembong narkoba yang paling disegani adalah Pablo Escobar. Meski sama-sama “bermarga” Escobar, namun Andres Escobar dan Pablo Escobar tidak memiliki hubungan pertalian darah. Pablo Escobar adalah seorang pemimpin gembong narkoba kelas kakap yang terkenal kejam terhadap lawan-lawannya. Dengan jaringan perdagangannya yang besar ia sanggup menyewa tentara bayaran demi kelancaran bisnisnya.

Pablo Escobar via businessinsider.com

Meskipun dikenal kejam terhadap lawan, namun Pablo Escobar juga dikenal sebagai sosok “Robin hood” bagi masyarakat Medellin, tempat dimana Pablo tumbuh dan berkembang. Medellin yang dulunya kumuh diubahnya menjadi tempat yang layak huni. Ia pun memberikan program layanan kesehatan dan pendidikan gratis bagi masyarakat Medellin. Kecintaannya pada sepakbola membawa Pablo Escobar untuk membeli Atletico Nacional. Dengan kekuatan uangnya, tidak butuh waktu lama bagi Pablo untuk menjadikan Atletico Nasional sebagai klub tersukses di Kolombia dan Amerika Latin pada saat itu.

Tentu saja semua kehebatan Pablo itu dihasilkan dari perputaran uang haramnya. Dengan uang haram tersebut ia mampu mengendalikan hasil pertandingan, menyuap wasit, menyuap hakim, dan mengumpulkan semua pemain terbaik ke Atletico Nacional. Akan tetapi yang menjadi keunikan adalah tidak adanya pemain asing di Atletico Nacional. Bahkan ketika mereka menjuarai Copa Libertadores 1989, seluruh pemainnya adalah warga negara Kolombia. Sayang, di penghujung tahun 1993 Pablo Escobar harus meregang nyawa karena dibunuh oleh Polisi Nasional Kolombia.

Pasca kematian Pablo, situasi keamanan di Kolombia semakin tak menentu. Banyak kartel-kartel narkoba saling berebut untuk mendapatkan kekuasaan yang telah ditinggalkan Pablo Escobar. Sedikit banyak kematian Pablo pun juga berpengaruh ke sepakbola Kolombia yang saat itu tengah bersiap ke Amerika Serikat.

Andres Escobar yang menjadi korban

Andres Escobar merupakan seorang pemain sepakbola berbakat di Kolombia. Ia pun bergabung dengan Atletico Nacional, klub yang dimiliki oleh Pablo Escobar. Kharisma serta gaya mainnya di atas lapangan membuat dirinya terpilih sebagai kapten timnas Kolombia. Sayangnya kehebatan dan cerita indah tentang Escobar harus berakhir dengan tragis pasca gol bunuh dirinya saat melawan AS.

Timnas Kolombia berangkat ke piala dunia 1994 dengan membawa beban yang terlampau berat. Sebagai underdog yang sukses di babak kualifikasi, mereka diberikan beban untuk membawa pulang trofi piala dunia. Ditambah lagi kartel-kartel narkoba yang berkuasa di Kolombia banyak yang mempertaruhkan uangnya untuk setiap kemenangan Kolombia di turnamen tersebut. Sampai-sampai pengaruh kartel narkoba tersebut mempengaruhi komposisi skuad yang bertarung di fase penyisihan grup.

Hasilnya adalah timnas Kolombia bermain jauh dari harapan. Mereka bermain dalam tekanan tinggi. Puncaknya tentu saja kekalahan 2-1 dari Amerika Serikat yang praktis mengubur harapan Kolombia untuk melaju ke fase knock out. Dan orang yang dianggap paling bertanggung jawab adalah Andres Escobar karena gol kedua Amerika Serikat berasal dari kakinya. Ya, sang kapten mencetak gol bunuh diri yang kelak mengakhiri hidupnya.

Gol bunuh diri Andres Escobar via sportskeeda.com

Sepulang dari piala dunia, banyak yang menyarankan agar Escobar untuk sementara waktu tidak pulang kampung ke Medellin. Sayangnya Escobar tidak mengindahkan saran itu. Ia beranggapan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Padahal kondisi Kolombia saat itu tengah dilanda kekacauan. Apalagi para petaruh yang kebanyakan dari anggota kartel narkoba itu telah kehilangan banyak uang karena kekalahan yang diderita Kolombia.

Hingga suatu ketika Escobar pergi ke sebuah kelab malam di Medellin. Saat itu banyak yang mengejek permainan Kolombia dan dirinya. Ia lantas membela diri dan terjadi keributan kecil. Merasa keributan sudah teratasi ia pun bergegas untuk pulang. Baru beberapa langkah Escobar keluar dari kelab malam itu, ia langsung diberondong tembakan di punggung dan lehernya, lalu dibiarkan terkapar hingga tewas. Konon sang penembak yang belakangan diketahui juga seorang pengedar narkoba tersebut berteriak “gol…gol..gol” sambil menembak Escobar.

Tidak lama setelah kejadian itu polisi berhasil meringkus pembunuh Escobar. Pemakaman Escobar pun diikuti ratusan ribu pendukungnya dan menjadi semacam perlawanan damai terhadap kartel narkoba yang dianggap sudah terlampau jauh ikut campur dalam kehidupan masyarakat Kolombia. Pelan tapi pasti kekuasaan kartel narkoba terhadap negara itu kemudian semakin berkurang. Nama Andres Escobar pun kemudian melegenda dan dibuatkan patung untuk mengenangnya di Medellin.

 

Komentar

Bola

Hasil Jornada ke-14 LaLiga Spanyol, Barcelona Masih Memimpin Klasemen

Published

on

By

Tertundanya laga el clasicco antara Barcelona melawan Real Madrid tampaknya tak terlalu berpengaruh pada posisi kedua penguasa LaLiga itu di klasemen sementara. Barcelona masih memimpin klasemen dengan 28 poin. Sedangkan Real Madrid berada di posisi kedua dengan poin yang sama tapi kalah dalam produktifitas gol.

Melawat ke markas Leganes, el Barca harus mengakhiri babak pertama dengan kondisi tertinggal 1-0 lewat gol En Nesyri di menit ke-12. Barulah di menit ke-53 Barcelona berhasil menyamakan kedudukan lewat sepakan Luiz Suarez. Sebelas menit jelang waktu normal berakhir, Arturo Vidal mencetak gol untuk memastikan kemenangan Barcelona. Skor 1-2 bertahan hingga peluit panjang dibunyikan.

Di Santiago Bernebau, Real Madrid juga melakukan comeback. Menjamu Real Sociedad, el real harus tertinggal lebih dulu lewat gol cepat yang dicetak oleh Willian Jose pada menit ke-2. Karim Benzema menyamakan skor pada menit ke-37. Babak pertama berakhir dengan hasil imbang 1-1.

Tiga menit usai kick off babak kedua, Real Madrid berbalik unggul lewat gol Federico Valverde. Luca Modric menutup kemenangan Madrid melalui golnya dimenit ke-74. Sama-sama baru melakoni 13 laga, Barcelona dan Real Madrid sudah unggul 3 poin atas pesaing terdekatnya, Atletico Madrid yang menghuni posisi 3 dengan 25 poin.

Berbeda dari Serie A dan Liga Inggris, persaingan di LaLiga masih terbilang sengit. Selisih poin penghuni 4 besar tidak terlalu jauh. Masih cukup sulit memprediksi siapa yang akan bersaing di bursa perebutan gelar juara liga. Sementara itu laga el clasico jilid 1 musim ini baru akan digelar pada tanggal 18 Desember 2019 mendatang.

 

Komentar
Continue Reading

Bola

Giornata ke-13 Serie A, Inter Milan Masih Tempel Ketat Juventus

Published

on

By

Ada yang berbeda dari Liga Italia musim ini. Dominasi Juventus, setidaknya hingga pekan ke-13, tidak begitu sehebat musim-musim sebelumnya. Adalah Inter Milan yang membuat Juventus “tersaingi” musim ini.

Kemenangan Juventus di markas Atalanta memang membuat anak asuh Sarri itu tetap berada di puncak klasemen. Akan tetapi di posisi kedua, Inter Milan, tetap setia menguntit dengan selisih satu poin saja.

Melawat ke markas Torino, I Nerazurri berhasil mengamankan 3 poin lewat kemenangan 0-3 atas Torino. Gol-gol kemenangan Inter Milan dicetak oleh Martinez dan De Vrij pada babak pertama dan satu gol lagi oleh Romelu Lukaku pada babak kedua. Beberapa jam sebelumnya, Juventus berhasil melakukan comeback di markas Atalanta.

Tertinggal lebih dulu melalui gol Robin Gosens pada menit ke-56, si Nyonya Tua lantas merespons melalui dua gol Gonzalo Higuain dan satu gol dari Paulo Dybala. Ketidakhadiran Cristiano Ronaldo yang tidak fit nyatanya tak terlalu berpengaruh signifikan pada penampilan Juventus. Sama seperti Liverpool di Liga Inggris, Juventus juga masih belum terkalahkan di ajang liga sampai pekan ke-13 dengan raihan 11 kemenangan dan dua kali imbang.

Sementara itu Inter Milan di posisi kedua sejauh ini telah meraih 11 kali menang, sekali imbang, dan sekali kalah. satu-satunya kekalahan yang diderita Inter adalah menyerah 1-0 dari Juventus. Selisih 7 poin dari peringkat ketiga yang dihuni Lazio setidaknya cukup membuktikan bahwa Liga Italia musim ini hanya akan menjadi ajang rebutan antara Juventus dengan Inter Milan.

Meskipun demikian, persaingan di posisi 6 besar antara Lazio, Roma, Cagliari dan Atalanta tetap menarik untuk diikuti. Belum lagi jika runner up musim lalu, Napoli, sudah kembali ke performa terbaiknya. Kalaupun ada tim “besar” yang menderita, mungkin itu hanyalah AC Milan yang saat ini berada di peringkat ke-13.

 

Komentar
Continue Reading

Bola

Matchday ke-13 Liga Inggris, Liverpool Semakin Kokoh di Puncak Klasemen

Published

on

By

Keperkasaan Liverpool di Liga Inggris musim ini terus berlanjut. Usai menghantam Manchester City di pekan ke-12 dengan skor 3-1, malam tadi Sadio Mane dkk berhasil mempermalukan tuan rumah Crystal Palace dengan skor 1-2.

Kemenangan itu menjadikan the reds tetap kokoh di puncak klasemen dengan 37 poin, hasil dari 12 kali menang dan 1 kali imbang. Sedangkan rival terberatnya, Manchester City, juga meraih hasil yang sama di Etihad Stadium.

Menjamu Chelsea, juara bertahan Liga Inggris itu harus tertinggal terlebih dahulu lewat gol Ngolo Kante sebelum dibalas oleh Kevin de Bruyne. Riyad Mahrez akhirnya memastikan kemenangan the citizen lewat sepakannya yang tak mampu dibendung oleh Kepa Arizbalaga di menit ke-37. Namun kemenangan ini harus dibayar mahal dengan cederanya Sergio Aguero. Belum bisa dipastikan kapan penyerang Argentina ini bisa kembali ke lapangan hijau.

Di kota London, Tottenham Hotspurs sukses mematahkan rekor buruk tampil di kandang lawan musim ini. Di bawah asuhan pelatih anyarnya, Jose Mourinho, the lilywhites berhasil mengalahkan West Ham United 2-3. Gol-gol kemenangan Tottenham Hotspurs dicetak oleh Son Heung Min, Lucas Moura, dan Harry Kane. Sedangkan gol West Ham dicetak oleh Antonio dan Ogbonna.

Sementara itu penghuni peringkat ke-2, Leicester City, juga tak kalah gemilang. Anak asuh Brendan Rodgers tersebut mampu mengamankan 3 poin saat melawat ke markas Brighton & Hove Albion. Dengan dua gol yang dicetak Ayoze Perez dan Vardy itu membuat Leicester City tetap menjaga jarak 8 poin dengan Liverpool di posisi pertama.

Denagn hasil-hasil tersebut, tak ada perubahan berarti di posisi empat besar klasemen Liga Inggris saat ini. Liverpool masih nyaman di puncak dengan 37 poin, disusul Leicester City di posisi kedua dengan 29 poin. Manchester City menggantikan posisi Chelsea di peringkat ke-3 sedangkan Chelsea melorot ke posisi 4 dengan 26 poin.

Komentar
Continue Reading

Trending