Connect with us
https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js

Kesehatan

Penyakit Difteri : Penyebab, Pencegahan dan Akibatnya

Published

on

Beberapa hari belakangan ini masyarakat di Indonesia tengah digemparkan dengan wabah penyakit difteri. Beberapa daerah seperti Padang, Tangerang, serta Pasuruan terjangkit wabah mematikan itu. Pemerintah pun melalui Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa hal ini termasuk dalam kejadian luar biasa (KLB). Untuk mencegah kejadian berlanjut Kementerian Kesehatan langsung mengadakan imunisasi serentak di wilayah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat serta daerah lainnya yang dikhawatirkan ikut terjangkit difteri.

Melihat kejadian ini, ada baiknya kita perlu memahami tentang penyakit ini baik itu penyebabnya, cara pencegahan, serta akibat yang ditimbulkannya apabila sampai terjadi keterlambatan penanganan.

Penyebab Difteri

images : healthplus.vn

Difteri adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium. Gejala awalnya adalah demam, radang tenggorokan serta terbentuknya lapisan di amandel dan tenggorokan. Penyakit yang tergolong sebagai penyakit mematikan ini pada umumnya sering ditemukan di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah kesadaran masyarakat yang masih kurang tentang pentingnya imunisasi bagi anak.

Kalaupun ada yang melakukan imunisasi, biasanya mereka melakukan imunisasi tersebut tidak secara berkelanjutan. Imunisasi pada anak untuk mencegah difteri ini biasanya berlangsung saat anak berusia 2 bulan, dilanjutkan pada bulan ke empat lalu saat anak berusia 18 bulan. Baru setelah itu berturut-turut ketika anak berada di kelas 1, kelas 2, dan kelas 5.

Dikarenakan bakteri penyebab difteri itu menyebar melalui udara, maka kemungkinan untuk tertular karena kontak langsung dengan penderita sangat mungkin terjadi. Misalnya saja dengan minum menggunakan gelas bekas pakai orang yang terkena difteri (belum dicuci) hingga menggunakan handuk secara bersama dengan penderita (dalam beberapa kasus).

Cara Pencegahan

images : kompas.com

Selain melalui imunisasi, pencegahan dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Makanan-makanan itu antara lain jus buah, sayuran, buah-buahan serta susu. Makanan pedas, berlemak dan alkohol sebaiknya dihindari. Gaya hidup sehat seperti istirahat cukup, selalu mencuci tangan dengan sabun dan banyak minum air putih juga dianjurkan.

Sedangkan untuk mereka yang sudah terkena difteri, disarankan untuk tidak tidur terlentang sebab hal itu untuk mencegah agar cairan dari dalam mulut dan tenggorokan tidak tertelan saat tidur. Agar penyakit tidak menular ke orang lain, biasanya dokter akan mengisolasi pasien di ruangan khusus. Istirahat total akan mempercepat kesembuhan.

Akibat Penyakit Difteri

images : sindonews.net

Penyakit ini biasanya diawali dengan radang tenggorokan dan serak, kelenjar pada leher membengkak, kesulitan menelan makanan atau minuman, serta ngiler. Kalau terus dibiarkan lama-lama si penderita akan mengalami demam, penglihatan buram dan bicaranya mulai melantur. Jika kondisi seperti ini ada baiknya untuk segera dibawa ke dokter agar segera mendapat penanganan.

Seandainya saja hal-hal diatas tidak segera ditindak lanjuti dengan dibawa ke dokter maka bisa-bisa si penderita akan mengalami kerusakan jantung, kerusakan saraf, lumpuh, pneumonia bahkan berujung kematian.

 

Komentar
Continue Reading

Inspirasi

Ini Dia Metode Diet Paling Efektif. Wajib Dicoba!

Published

on

Pemilihan metode diet yang paling efektif dapat bervariasi antar individu karena respon tubuh terhadap diet bisa berbeda-beda. Namun, berikut adalah beberapa metode diet yang telah dikenal secara umum dan mendapatkan perhatian dalam literatur kesehatan:

sumber: bekerkeluarga.id

  1. Diet Rendah Karbohidrat (Low-Carb): Menekankan konsumsi karbohidrat yang lebih rendah, sering kali dengan fokus pada sumber karbohidrat kompleks.
  2. Diet Tinggi Protein:
    • Diet Protein Atkins: Mengandalkan tingginya asupan protein dan lemak, dengan mengurangi karbohidrat.
    • Diet Protein Tinggi Umum: Peningkatan asupan protein untuk membantu menjaga massa otot dan meningkatkan rasa kenyang.
  3. Diet Rendah Lemak:
    • Diet Rendah Lemak: Mengurangi asupan lemak, terutama lemak jenuh dan trans.
    • Diet McDougall: Menekankan konsumsi makanan tanaman utuh yang rendah lemak.
  4. Diet Mediterania:
    • Berfokus pada makanan kaya lemak sehat, serat, dan antioksidan, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan minyak zaitun.
  5. Diet Vegetarian atau Vegan:
    • Menyertakan makanan nabati tanpa daging atau produk hewani.
  6. Metode Puasa:
    • Puasa Intermiten: Menggabungkan periode puasa dengan periode makan tertentu.
    • Puasa 5:2: Makan secara normal selama lima hari dan mengurangi asupan kalori secara signifikan selama dua hari.
  7. Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension):
    • Dirancang untuk menurunkan tekanan darah dengan meningkatkan asupan nutrisi tertentu seperti kalium, kalsium, magnesium, dan serat.
  8. Diet Flexitarian:
    • Gabungan dari kata “fleksibel” dan “vegetarian,” dengan fokus pada makanan nabati, tetapi memperbolehkan konsumsi daging dengan keterbatasan.

Penting untuk diingat bahwa sebelum memulai diet apa pun, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan atau ahli gizi untuk memastikan bahwa metode tersebut sesuai dengan kebutuhan kesehatan dan gaya hidup Anda. Selain itu, penting juga untuk memahami bahwa kunci untuk keberhasilan jangka panjang adalah mengadopsi pola makan yang dapat dipertahankan dan seimbang.

Komentar
Continue Reading

Kesehatan

Wajib Tahu! 5 Macam Obat Herbal yang Diklaim Mampu Mencegah Virus Corona

Published

on

Untuk mencegah virus corona yang kini sedang mewabah, tanaman herbal berperan sebagai booster sistem imunitas tubuh. Sejauh ini, ada beberapa tanaman yang dipercaya mampu tingkatkan sistem imunitas tubuh untuk melawan infeksi. Berikut selengkapnya

  1. Jahe Merah

    sumber: https: //www.jpnn.com

Selain untuk menghangatkan tubuh, jahe juga dapat digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Antioksidan tinggi yang ada dalam jahe menjadi alasan mengapa sistem imun tubuh bisa meningkat setelah mengonsumsi obat herbal ini. Tak hanya itu, jahe juga memiliki kandungan anti mikrobakteri, anti inflamasi, dan antibiotik. Dengan mengonsumsi jahe secara rutin, maka akan meminimalisir infeksi virus covid-19.

  1. Kunyit

    sumber: https://lemonilo.com

Siapa yang tak kenal dengan tanaman herbal berwarna kuning ini? Selain sebagai pewarna alami makanan, kunyit juga berkhasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh seseorang. Curcumin yang terkandung dalam kunyit mampu mengaktifkan sel darah putih dalam tubuh sehingga sistem imun tubuh menjadi bertambah.

  1. Daun Kelor

    sumber: https://www.sehatq.com

Daun kelor merupakan tanaman yang sudah tak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Selain dikonsumsi sebagai sayuran, daun kelor juga dimanfaatkan untuk obat berbagai macam penyakit seperti kanker, takanan darah tinggi, dan kolesterol. Namun, khasiat daun kelor ternyata tak cukup sampai disitu. Menurut penelitian, daun kelor juga mengandung senyawa yang bersifat antijamur, anti virus, anti depresan, serta asnti inflamasi.

Kandungan asam amino dan antioksidan di dalamnya pun dipercaya mampu meningkatkan sistem imunitas tubuh.

  1. Temulawak

    https://www.halodoc.com

Tanaman herbal selanjutnya adalah temulawak. Sekilas penampilannya mirip dengan kunyit bahkan temulawak juga memiliki peran yang sama dengan kunyit dalam menangkal radikal bebas dalam tubuh. Dengan mengonsumsi tanaman herbal yang satu ini secara rutin mampu mencegah tubuh terserang virus karena kandungan antioksidan yang tinggi di dalamnya

  1. Cengkeh

    sumber: https: //www.rumah.com

Dikenal sebagai bumbu pelengkap masakan, cengkeh ternyata juga mampu membantu meningkatkan sistem imunitas tubuh. Kuncup bunga pada cengkeh disinyalir mengandung senyawa yang dapat meningkatkan jumlah sel darah, serta ampuh dalam membersihkan racun berbahaya dalam tubuh.

Komentar
Continue Reading

Kesehatan

5 Tips Untuk Menjaga Kesehatan Ibu Hamil

Published

on

Seorang ibu hamil wajib hukumnya untuk menjaga kesehatan. Bukan hanya untuk dirinya saja, tapi juga untuk janin yang dikandungnya. Oleh karena itu, seorang ibu hamil biasanya akan lebih berhati-hati dalam melakukan aktivitas ataupun mengkonsumsi makanan.

Salah sedikit saja bisa berakibat fatal bagi dirinya maupun janin yang dikandungnya. Kesehatan ibu serta tumbuh kembang janin rawan terganggu. Berikut akan kami berikan beberapa tips menjaga kesehatan bagi ibu hamil agar tidak mudah terkena penyakit yang bisa membahayakan dirinya sendiri maupun janin yang dikandungnya.

1. Perbanyak minum air putih dan istirahat yang cukup

Dalam masa kehamilan, volume darah ibu akan meningkat sebanyak 30% dan volume plasmanya juga akan meningkat sebanyak 40%. Untuk itulah diperlukan setidaknya 12 gelas air putih perhari agar terhindar dari dehidrasi sehingga plasenta dan organ lain akan bekerja secara normal.

2. Lakukan olahraga ringan secara rutin

Tak ada yang melarang orang hamil untuk berolah raga. Tapi tentunya olahraga yang sifatnya ringan. Selain menjaga kesehatan, olahraga ringan selama hamil juga bisa mempermudah proses persalinan.

3. Jaga jarak dengan orang sakit

Meskipun hanya sebatas sakit ringan, tapi akan lebih baik lagi jika ibu hamil menjaga jarak dengan orang yang sedang sakit. Jadi dengan begitu diharapkan resiko untuk terkena penyakit juga akan berkurang.

4. Hindari tempat-tempat ramai yang berbahaya bagi kesehatan

Apabila ibu hamil memiliki masalah dengan kekebalan tubuhnya, maka tak ada salahnya untuk menghindari tempat-tempat ramai yang beresiko menularkan virus-virus penyebab penyakit. Berada di rumah akan membuat kesehatan ibu hamil terjaga karena situasi lingkungan yang relatif stabil

5. Menjaga pola makan

Makan secara teratur dengan kandungan gizi yang seimbang sangatlah diperlukan ibu hamil. Kalau sering periksa kondisi kehamilan ke dokter, maka tak ada salahnya untuk bertanya mengenai menu makan apa yang sebaiknya dikonsumsi ibu hamil. Jangan karena alasan ngidam, ibu hamil jadi seenaknya saja mengkonsumsi makanan.

Komentar
Continue Reading

Trending