Kesehatan
Penyakit Difteri : Penyebab, Pencegahan dan Akibatnya
Beberapa hari belakangan ini masyarakat di Indonesia tengah digemparkan dengan wabah penyakit difteri. Beberapa daerah seperti Padang, Tangerang, serta Pasuruan terjangkit wabah mematikan itu. Pemerintah pun melalui Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa hal ini termasuk dalam kejadian luar biasa (KLB). Untuk mencegah kejadian berlanjut Kementerian Kesehatan langsung mengadakan imunisasi serentak di wilayah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat serta daerah lainnya yang dikhawatirkan ikut terjangkit difteri.
Melihat kejadian ini, ada baiknya kita perlu memahami tentang penyakit ini baik itu penyebabnya, cara pencegahan, serta akibat yang ditimbulkannya apabila sampai terjadi keterlambatan penanganan.
Penyebab Difteri
Difteri adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium. Gejala awalnya adalah demam, radang tenggorokan serta terbentuknya lapisan di amandel dan tenggorokan. Penyakit yang tergolong sebagai penyakit mematikan ini pada umumnya sering ditemukan di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah kesadaran masyarakat yang masih kurang tentang pentingnya imunisasi bagi anak.
Kalaupun ada yang melakukan imunisasi, biasanya mereka melakukan imunisasi tersebut tidak secara berkelanjutan. Imunisasi pada anak untuk mencegah difteri ini biasanya berlangsung saat anak berusia 2 bulan, dilanjutkan pada bulan ke empat lalu saat anak berusia 18 bulan. Baru setelah itu berturut-turut ketika anak berada di kelas 1, kelas 2, dan kelas 5.
Dikarenakan bakteri penyebab difteri itu menyebar melalui udara, maka kemungkinan untuk tertular karena kontak langsung dengan penderita sangat mungkin terjadi. Misalnya saja dengan minum menggunakan gelas bekas pakai orang yang terkena difteri (belum dicuci) hingga menggunakan handuk secara bersama dengan penderita (dalam beberapa kasus).
Cara Pencegahan
Selain melalui imunisasi, pencegahan dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Makanan-makanan itu antara lain jus buah, sayuran, buah-buahan serta susu. Makanan pedas, berlemak dan alkohol sebaiknya dihindari. Gaya hidup sehat seperti istirahat cukup, selalu mencuci tangan dengan sabun dan banyak minum air putih juga dianjurkan.
Sedangkan untuk mereka yang sudah terkena difteri, disarankan untuk tidak tidur terlentang sebab hal itu untuk mencegah agar cairan dari dalam mulut dan tenggorokan tidak tertelan saat tidur. Agar penyakit tidak menular ke orang lain, biasanya dokter akan mengisolasi pasien di ruangan khusus. Istirahat total akan mempercepat kesembuhan.
Akibat Penyakit Difteri
Penyakit ini biasanya diawali dengan radang tenggorokan dan serak, kelenjar pada leher membengkak, kesulitan menelan makanan atau minuman, serta ngiler. Kalau terus dibiarkan lama-lama si penderita akan mengalami demam, penglihatan buram dan bicaranya mulai melantur. Jika kondisi seperti ini ada baiknya untuk segera dibawa ke dokter agar segera mendapat penanganan.
Seandainya saja hal-hal diatas tidak segera ditindak lanjuti dengan dibawa ke dokter maka bisa-bisa si penderita akan mengalami kerusakan jantung, kerusakan saraf, lumpuh, pneumonia bahkan berujung kematian.
Inspirasi
Ini Dia Metode Diet Paling Efektif. Wajib Dicoba!
Kesehatan
Wajib Tahu! 5 Macam Obat Herbal yang Diklaim Mampu Mencegah Virus Corona
Untuk mencegah virus corona yang kini sedang mewabah, tanaman herbal berperan sebagai booster sistem imunitas tubuh. Sejauh ini, ada beberapa tanaman yang dipercaya mampu tingkatkan sistem imunitas tubuh untuk melawan infeksi. Berikut selengkapnya
- Jahe Merah
Selain untuk menghangatkan tubuh, jahe juga dapat digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Antioksidan tinggi yang ada dalam jahe menjadi alasan mengapa sistem imun tubuh bisa meningkat setelah mengonsumsi obat herbal ini. Tak hanya itu, jahe juga memiliki kandungan anti mikrobakteri, anti inflamasi, dan antibiotik. Dengan mengonsumsi jahe secara rutin, maka akan meminimalisir infeksi virus covid-19.
- Kunyit
Siapa yang tak kenal dengan tanaman herbal berwarna kuning ini? Selain sebagai pewarna alami makanan, kunyit juga berkhasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh seseorang. Curcumin yang terkandung dalam kunyit mampu mengaktifkan sel darah putih dalam tubuh sehingga sistem imun tubuh menjadi bertambah.
- Daun Kelor
Daun kelor merupakan tanaman yang sudah tak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Selain dikonsumsi sebagai sayuran, daun kelor juga dimanfaatkan untuk obat berbagai macam penyakit seperti kanker, takanan darah tinggi, dan kolesterol. Namun, khasiat daun kelor ternyata tak cukup sampai disitu. Menurut penelitian, daun kelor juga mengandung senyawa yang bersifat antijamur, anti virus, anti depresan, serta asnti inflamasi.
Kandungan asam amino dan antioksidan di dalamnya pun dipercaya mampu meningkatkan sistem imunitas tubuh.
- Temulawak
Tanaman herbal selanjutnya adalah temulawak. Sekilas penampilannya mirip dengan kunyit bahkan temulawak juga memiliki peran yang sama dengan kunyit dalam menangkal radikal bebas dalam tubuh. Dengan mengonsumsi tanaman herbal yang satu ini secara rutin mampu mencegah tubuh terserang virus karena kandungan antioksidan yang tinggi di dalamnya
- Cengkeh
Dikenal sebagai bumbu pelengkap masakan, cengkeh ternyata juga mampu membantu meningkatkan sistem imunitas tubuh. Kuncup bunga pada cengkeh disinyalir mengandung senyawa yang dapat meningkatkan jumlah sel darah, serta ampuh dalam membersihkan racun berbahaya dalam tubuh.
Kesehatan
5 Tips Untuk Menjaga Kesehatan Ibu Hamil
Seorang ibu hamil wajib hukumnya untuk menjaga kesehatan. Bukan hanya untuk dirinya saja, tapi juga untuk janin yang dikandungnya. Oleh karena itu, seorang ibu hamil biasanya akan lebih berhati-hati dalam melakukan aktivitas ataupun mengkonsumsi makanan.
Salah sedikit saja bisa berakibat fatal bagi dirinya maupun janin yang dikandungnya. Kesehatan ibu serta tumbuh kembang janin rawan terganggu. Berikut akan kami berikan beberapa tips menjaga kesehatan bagi ibu hamil agar tidak mudah terkena penyakit yang bisa membahayakan dirinya sendiri maupun janin yang dikandungnya.
1. Perbanyak minum air putih dan istirahat yang cukup
Dalam masa kehamilan, volume darah ibu akan meningkat sebanyak 30% dan volume plasmanya juga akan meningkat sebanyak 40%. Untuk itulah diperlukan setidaknya 12 gelas air putih perhari agar terhindar dari dehidrasi sehingga plasenta dan organ lain akan bekerja secara normal.
2. Lakukan olahraga ringan secara rutin
Tak ada yang melarang orang hamil untuk berolah raga. Tapi tentunya olahraga yang sifatnya ringan. Selain menjaga kesehatan, olahraga ringan selama hamil juga bisa mempermudah proses persalinan.
3. Jaga jarak dengan orang sakit
Meskipun hanya sebatas sakit ringan, tapi akan lebih baik lagi jika ibu hamil menjaga jarak dengan orang yang sedang sakit. Jadi dengan begitu diharapkan resiko untuk terkena penyakit juga akan berkurang.
4. Hindari tempat-tempat ramai yang berbahaya bagi kesehatan
Apabila ibu hamil memiliki masalah dengan kekebalan tubuhnya, maka tak ada salahnya untuk menghindari tempat-tempat ramai yang beresiko menularkan virus-virus penyebab penyakit. Berada di rumah akan membuat kesehatan ibu hamil terjaga karena situasi lingkungan yang relatif stabil
5. Menjaga pola makan
Makan secara teratur dengan kandungan gizi yang seimbang sangatlah diperlukan ibu hamil. Kalau sering periksa kondisi kehamilan ke dokter, maka tak ada salahnya untuk bertanya mengenai menu makan apa yang sebaiknya dikonsumsi ibu hamil. Jangan karena alasan ngidam, ibu hamil jadi seenaknya saja mengkonsumsi makanan.